Sunday, May 06, 2007

RTH BANDUNG TAK MAKSIMAL


Koran SINDO, Seputar Indonesia, 28/01/2007
Daerah/ Jawa Barat

Foto: Sobirin, 2004, Taman Cilaki Bandung



BANDUNG (SINDO) –
Kota Bandung belum memaksimalkan penggunaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).RTH yang ada hanya berkisar 6,9% padahal potensinya mencapai 49,8%. Menurut Dewan Pemerhati Konservasi dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Sobirin, potensi RTH Kota Bandung mencapai 8.338,04 hektare (ha).Jumlah lahan itu melebihi ketentuan PP 63/2002 yang mewajibkan pemilikan hutan kota minimal 10%.


”Tapi, sayang kelebihan ruang itu justru tidak dimaksimalkan,” ujar Sobirin di Bandung. Menurut data akhir tahun 2005, Kota Bandung telah memiliki RTH seluas 1.154,93 ha atau 6,9% dari luas wilayah. Terdiri atas 120,53 ha (0,72%) RTH pertamanan dan kebun pembibitan, 132,70 ha (0,79%) RTH pemakaman, dan 901,69 ha (5,39%) RTH jalur hijau. ”Potensi penghijauan terbesar itu ada di kawasan kompleks permukiman atau pekarangan rumah. Jumlahnya mencapai 29% dari luas kota. Dengan memanfaatkan kawasan ini, luas RTH Kota Bandung dapat bertambah cukup besar,”katanya.

Sementara itu, Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Distamkam) Kota Bandung menargetkan penanaman satu juta pohon untuk penambahan ruang terbuka hijau. Menjelang awal 2007, realisasinya baru mencapai 80% meliputi revitalisasi taman, penataan 43 taman strategis melalui pola kemitraan, serta upaya ekstensifikasi RTH pengembalian lima SPBU menjadi taman kota. Kepala Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Lembaga Penelitian (PPSA-LLP) Universitas Padjadjaran Oekan Abdullah menjelaskan, di Kota Bandung telah tertanam 850.916 pohon.

”Namun tingkat keberhasilan tumbuh pohon berkisar 50% saja.Nilai rata-rata kematian pohon berkisar antara 10–40%,”paparnya. Data dari gerakan rehabilitasi lahan kritis (GRLK) 2005,jumlah tanaman yang mati sekitar 1.709 pohon (37,9%) dari 4.500 pohon yang ditanam. Beberapa di antaranya mati dengan penyebab kematian tidak jelas. Secara terpisah,Wali Kota Bandung Dada Rosada masih optimistis dapat menyelesaikan sisa 20% dari target sejuta pohon yang dicanangkannya.

Dia tetap akan mengoptimalkan gerakan penyelamatan lingkungan hidup seperti Program Udara Bersih dan Gerakan Cikapundung Bersih. ”Pohon mati itu kan akibat beberapa faktor. Tapi, pemkot akan segera melakukan perhitungan untuk penyulaman maupun penambahan penanaman baru. Secara kuantitatif dan kualitatif, keberadaan sejuta pohon pasti dapat bertambah,” komentar Dada Rosada. Dada pun masih mewajibkan para pasangan yang menikah di Kantor Urusan Agama menyumbangkan satu pasang bibit untuk penghijauan.Dia meminta peranan camat dan pemuka agama untuk meningkatkan kesadaran warga.”Buktikan kualitas keimanan dengan menaman pohon. Lakukan penghijauan sebagai bukti kita beriman,” katanya. (evi panjaitan)

No comments: